Sabtu, 14 Mei 2011

makalah pengantar pendidikan

MANUSIA DAN PENDIDIKAN:
PANDANGAN ILMIAH DAN FILOSOFIS TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASI PENDIDIKANNYA

A. PANDANGAN ILMIAH TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASI PENDIDIKANNYA
1. Antropologi Biologis/Fisik
a. Batasan
Antropologi adalah studi tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik, jenis (spesies) manusia atau studi tentang ras manusia. Antropologi ilmiah mencakup: antropologi biologis, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik. Antropologi biologis sering pula disebut antropologi fisik, yaitu studi tentang fosil dan kehidupan manusia sebagai organisme biologis. (Beals, 1977:1)
b. Karakteristik
Manusia adalah Homo Sapiens:
1) Puncak evolusi organik dari makhluk hidup.
2) Kedudukannya dalam klasifikasi makhluk hidup:
a) Dunia: binatang.
b) Phylum: chordata.
c) Kelas: mamalia.
d) Orde: primata
e) Famili: hominidae.
f) Genus: homo.
g) Spesies: sapiens.
3) Ciri-ciri khas:
a) Berjalan tegak (bipedal locomotion).
b) Mempunyai otak yang besar dan kompleks.
c) Hewan yang tergeneralisasi, dapat hidup dalam berbagai lingkungan.
d) Periode kehamilan yang panjang dan anak lahir tak berdaya.

c. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
Konsep-konsep antropologi biologis menjadi landasan pendidikan (Landasan Antropologis Pendidikan).
1) Keharusan dan kemungkinan pendidikan.
2) Keragaman pendidikan, baik dalam sejarah manusia maupun dalam bentuk praktek pendidikan dalam suatu zaman.
d. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan:
Lahir dan berkembangnya antropologi pendidikan.
2. Antropologi Budaya
a. Batasan
Antropolgi sosial budaya mempergunakan teknik-teknik riset historis, observasi, wawancara dalam studi orang yang hidup sekarang. (Beals, 1977:1)
b. Karakteristik
1) Manusia adalah organisme sosiobudaya.
Budaya = seperangkat cara hidup (berpikir dan berbuat) yang diperoleh melalui proses belajar, yang memberi ciri pada setiap keputusan kelompok.
2) Komponen dalam budaya.
a) Sebuah kelompok / masyarakat.
b) Sebuah lingkunga dalam kelompok/masyarakat.
c) Sebuah budaya material.
d) Sebuah tradisi budaya.
e) Kegiatan-kegiatan dan perilaku manusia.
3) Karakteristik umum budaya.
a) Tingkah laku kultural dipelajari.
b) Tingkah laku kultural terorganisasi dalam pola-pola tingkah-laku.
c) Pola-pola budaya diajarkan orang dan berlangsung dari satu generasi ke generasi lainnya.
d) Budaya mempunyai aspek material dan non material.
e) Budaya terbesar secara seragam oleh anggota masyarakat.
f) Tingkah laku kultural menjadi sebuah cara hidup.
g) Budaya terus-menerus berubah.

c. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
Konsep-konsep antropologi sosio budaya menjadi landasan pendidikan (Landasan Antropologis Pendidikan).
1) Keharusan dan kemungkinan pendidikan.
2) Keragaman kegiatan pendidikan berdasarkan sistem budaya, kesatuan budaya regional, dan kelompok subkultur.
3) Pendidikan adalah enkulturasi (proses pemindahan budaya dari generasi kegenerasi).
d. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya antropologi pendidikan yang dpelopori oleh Frans Boa dan Margareth Mead.
2) Adanya kebutuhan Antropologi Filsafat Anak (pandangan tentang hakekat khuluk atau karakteristik anak).
3. Psikologi
a. Batasan
Psikologi adalah studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya, dari dalam kandungan sampai balita, dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa, serta masa tua. (Woodward & Marquis, 1955: 3)
b. Karakteristik
Individu yang belajar (Callahan & Clark, hlm: 191-194):
1) Unik (ada perbedaan individual).
2) Banyak kesamaan daripada perbedaanya.
3) Mempunyai berbagai diri.
4) Sebuah organisme total.
5) Mempunyai kesiapan bertindak.
6) Mempuyai tugas-tugas perkembangan.
7) Mempunyai berbagai kebutuhan.
8) Mempunyai kecenderungan-kecenderungan umum dalam bertingkah laku.
9) Mempunyai tujuan-tujuan khusus.
10) Merupakan motivator-motivator dirinya sendiri.
c. Implikasi dalam praktek pendidikan
1) Konsep-konsep psikologis tentang individu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar (Landasan Psikologis Pendidikan).
2) Pendidikan = individualisasi (proses pengembangan individu).
d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya psikologi pendidikan yang dipelopori oleh Thorndike.
2) Lahir dan berkembangnya aliran pembaharuan pendidikan yang disebut developmentalisme atau “psychological tendency in education”, yang dipelopori oleh Pestalozzi, Herbart dan Froebel.
4. Sosiologi
a. Batasan
Sosiologi adalah studi tentang struktur sosial. (Reading, 1977: 195)
b. Karakteristik masyarakat
1) Manusia adalah animal sociale (binatang yang hidup bermasyarakat).
2) Masyarak adalah:
a) Pengalaman kita dengan orang lain di sekitar kita (Berger & Berger).
b) Tingkah laku kelompok, hubungan-hubungan di antara manusia, dan faktor-faktor yang termasuk dan terjadi di dalam hubungan-hubungan manusia (Ginsberg).
c) Interaksi-interaksi dan interelasi-interelasi manusia (Barlett, dkk).
d) Sebuah sistem yang terbentuk dari cara-cara dan prosedur-prosedur, kekuasaandan bantuan timbal-balik, pengelompokan-pengelompokan dan pembagian-pembagian, pengawasan-pengawasan dan kebebasan-kebebasan (Maciver).
e) Sebuah kelompok dengan suatu budaya yang terorganisasi untuk memberikan keputusan bagi kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan semua orang, dalam arti sempit adalah struktur sosial (Reading).
3) Komponen-komponen masyarakat (Ginsberg):
a) Morfologi sosial.
b) Kontrol sosial.
c) Proses sosial.
d) Patologi sosial.
4) Komponen-kompoen masyarakat (Broom & Selznick):
a) Organisasi sosial.
b) Budaya.
c) Sosialisasi.
d) Kelompok-kelompok primer.
e) Stratifikasi sosial.
f) Asosiasi (perkumpulan)
g) Tingkah laku kolektif.
h) Penduduk dan ekologi.
c. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
1) Konsep-konsep sosiologi tentang manusia menjadi dasar penyelanggaraan pendidikan (Landasan Sosiologis Pendidikan).
2) Masyarakat sebagai ekologi pendidikan atau sebagai lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan.
3) Pendidikan = sosialisasi (proses menjadi anggota masyarakat yang diharapkan).
d. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Mendorong lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan, yang dipelopori oleh Henry Suzzalo.
2) Mendorong lahir dan berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan.
3) Mendorong lahir dan berkembangnya aliran sosiologisme pendidikan, atau sosiological tendency in education, yang lebih menekankan konsep pendidikan pada proses sosialisasi daripada individualisasi.
5. Politika (Ilmu Politik)
a. Batasan
Politika adalah studi tentang pemerintahan negara. (Broom & Selznick, 1958: 6)
b. Karakteristik pemerintahan negara
1) Manusia sebagai animal politicon (Aristoteles), binatang yang hidup berpolitik.
2) Bidang-bidang ilmu politik (Unesco):
a) Teori politik.
b) Lembaga-lembaga politik.
c) Partai-partai politik, kelompok-kelompok politik, dan pendapat umum.
d) Hubungan-hubungan internasional.
c. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
1) Konsep-konsep politika menjadi dasar penyelanggaraan pengelolaan pendidikan makronasional (Landasan Politikal Pendidikan).
2) Terjalinnya kerja sama internasional dalam bidang pendidikan.
3) Pendidikan = civilisasi (proses menjadi warga negara yang diharapkan).
4) Pendidika kewarganegaraan mempunyai kedudukan dan peranan yang penting.
5) Pendidikan politik.

d. Implikasi dalam pengembangan teori pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya politika pendidikan/pendidikan nasional yang dipelopori oleh Guizot (Perancis), Fischer (Inggris), Horace Mann dan Henry Benhard (USA), K.H Dewantara dan Moh. Syafei (Indonesia).
2) Lahir dan berkembangnya studi pendidikan internasional (Auslandpedagogik)
6. Ekonomika (Ilmu Ekonomi)
a. Batasan
Ekonomika adalah studi tentang upaya manusia memperoleh kemakmuran materiil manusia. (Winardi, 1989: 177)
b. Karakteristik ekonomi
1) Manusia = animal economicus, binatang yang terus berusaha memperoleh kemakmuran materiil.
2) Bidang ekonomi:
a) Konsumsi.
b) Produksi.
c) Distribusi.
d) Pertumbuhan sepanjang waktu.
3) Satuan ekonomi:
a) Ekonomi mikro.
b) Ekonomi makro.
c. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
1) Konsep-konsep ekonomik menjadi dasar atau landasan pendidikan (Landasan Ekonomikal Pendidikan).
2) Kondisi ekonomi mempengaruhi kemampuan dan kegiatan pendidikan.
3) Pendidikan = penanaman modal dalam sumber daya manusia atau human investment, ditinjau dari ekonomi makro.
4) Pendidikan = profesionalisasi, ditinjau dari ekonomi mikro.
d. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Lahir dan berkembangnya ekonomika pendidikan, yang dipelopori secara konseptual oleh Adam Smith, Alfred Marshall, J. Alan Thomas, Gheor Dore Schultz.
2) Lahir dan berkembangnya studi pendidikan dan pembangunan.


B. PANDANGAN FILOSOFIS TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASI PENDIDIKANNYA
1. Filsafat Umum/Murni
a. Batasan
1) Filsafat adalah studi tentang kebenaran alam semesta dan isinya. (Beck, 1979: 2)
2) Karakteristik telaah filosofis:
a) Kritis, yaitu berpikir mengungkapkan dan memecahkan masalah secara menyeluruh (komprehensif) dan mendalam.
b) Spekulatif (kontemplatif), yaitu berpikir menerobos, melampaui fakta atau data-data yang tersedia dalam rangka menemukan hal yang hakiki.
c) Fenomenologis, yaitu berpikir berawal dari gejala (fenomena) dan kemudian mencoba terus menguliti, mengurangi atau mereduksi hal-hal yang tak penting, untuk sampai pada hal yang menjadi hakekat (edois) dari gejala.
d) Normatif, yaitu berpikir yang tertuju untuk mencari hal-hal yang seharusnya.
b. Obyek
1) Obyek filsafat adalah pertanyaan umum yang terbuka/abadi, yaitu pertanyaan yang tidak pernah selesai dijawab sepanjang hidup manusia.
2) Obyek yang menjadi lingkup pertanyaan filsafat adalah segala sesuatu dalam alam semesta dengan segala isinya.
c. Cabang
1) Metafisika = hakikat kenyataan:
a) Ontologi = hakikat kenyataan alam semesta.
b) Teologi = hakikat Tuhan.
c) Kosmologi = hakikat alam.
d) Humanologi = hakikat manusia.
2) Epistomologi = hakikat mengetahui dan pengetahuan; logika = hakikat menyimpulkan untuk memperoleh pengetahuan.
3) Aksiologi = hakikat nilai-nilai:
a) Etika = hakikat baik dan jahat.
b) Estitika = hakikat indah dan jelek.
d. Aliran-aliran filsafat umum
1) Idealisme:
a) Metafisika: kenyataan = sebuah dunia pikiran/rohaniah.
b) Humanologi: binatang yang berpikir .
c) Epistemologi: pengetahuan yang benar melalui mata batin/pikiran/intuisi.
d) Aksiologi: manusia di atur oleh kewajiban-kewajiban moral yang bersumber dari tuhan/kekuatan rohaniah dari alam.
2) Realisme:
a) Metafisika: kenyataan = sebuah dunia benda-benda.
b) Humanologi: binatang yang berbuat.
c) Epistemologi: pengetahuan yang benar diperoleh melalui pendriaan.
d) Aksiologi: manusia di atur oleh hukum alam.
3) Neo-thomisme:
a) Metafisika: kenyataan = sebuah dunia rasio dan tuhan.
b) Humanologi: makhluk yang berpikir dan beriman/percaya.
c) Epistemologi: pengetahuan diperoleh melalui rasio dan percaya.
d) Aksiologi: pengetahuan tentang kebaikan diperlukan agar dapat berbuat baik. Kebaikan tertinggi adalah kebaikan yang bersumber pada pengetahuan dan Tuhan.
4) Eksperimentalisme/instrumentalisme:
a) Metafisika: kenyataan = sebuah dunia pengalaman.
b) Humanologi: binatang yang berevolusi fisik, psikis, dan sosial.
c) Epistemologi: pengetahuan diperoleh melalui pengalaman pendirian.
d) Aksiologi: yang baik adalah yang ternyata berguna dalam masyarakat.
5) Eksistensialisme:
a) Metafisika: kenyataan = sebuah dunia keberadaan (eksistensi) manusia di dunia.
b) Humanologi: binatang yang bebas mewujudkan dirinya.
c) Epistemologi: pengetahuan diperoleh melalui pengalaman.
d) Aksiologi: nilai ditentukan oleh kebebasan memilih dari seseorang pribadi.
e. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
1) Konsep-konsep filsafat umum (metafisika, epistemologi, dan aksiologi) menjadi dasar/landasan penyelenggaraan pendidikan (landasan filosofis pendidikan).
2) Munculnya sekolah-sekolah percobaan (Kindergarten dari Froebel merupakan penerapan gagasan pendidikan idealistik; Casa De Bambini merupakan sekolah dari Montessori yang merupakan penerapan gagasan pendidikan naturalistik; laboratory school dari J. Dewey merupakan penerapan gagasan pendidikan pragmatik/eksperimentalistik; dan sebagainya).

f. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Munculnya filsafat pendidikan, yang dipelopori oleh Plato.
2) Lahir dan berkembangnya mazhab-mazhab/aliran-aliran filsafat pendidikan, antara lain:
a) Filsafat pendidikan idealisme: pendidikan = pemekaran kemampuan berpikir.
b) Filsafat pendidikan realisme: pendidikan = pemekaran kemampuan berbuat dan berpengalaman.
c) Filsafat pendidikan eksperimentalisme/instrumentalisme: rekontruksi pengalaman yang terus berlangsung sepanjang hidup.
d) Filsafat pendidikan eksistensialisme: pendidikan = perwujudan kebebasan diri sendiri.
2. Filsafat Antropologi atau Antropologi Filosofis
a. Batasan
Filsafat antropologi adalah cabang filsafat yang menyelediki hakekat manusia sebagai keseluruhan atau manusia seutuhnya. Pengetahuan filosofis tentang manusia pada dasarnya adalah refleksi manusia tentang dirinya sendiri (Selbstbesing), dan manusia dapat merefleksasikan atau mencerminkan tentang dirinya sendiri hanya apabila menjadi pribadi yang mengenal dirinya, jadi filsafat antropologi tujuan utamanya adalah merefleksikan atau mencerminkan dirinya sebagai seorang pribadi. (Buber, 1959: 124)
b. Obyek
1) Masalah hubungan manusia dengan alam.
2) Masalah hubungan manusia dengan manusia.
3) Masalah hubungan manusia dengan Tuhan.
c. Karakteristik manusia seutuhnya
1) Satu yang terkandung di dalamnya banyak aspek (one in many).
2) Manusia seutuhnya = animal symbolicum.
3) Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan pikiran sebagai milik manusia yang unik (animal rationale).
4) Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk mengkomunikasikan pikirannya (animal sociale).
5) Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menalar dan sadari sebagai pribadi yang menalar.
6) Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk mengkombinasikan unsur-unsur yang menghasilkan suatu yang kreatif.
7) Hewan yang mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol maka dapat mengadakan perbedaan moral.
8) Hewan yang menggunakan simbol-simbol dapat menyadari diri sendiri sebagai pribadi.
d. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
1) Konsep-konsep manusia seutuhnya sebagai dasar tujuan pendidikan.
2) Pendidikan = humanisasi (proses mewujudkan kemanusiaan, atau proses menuju tercapainya manusia seutuhnya).
3) Tujuan utama dalam hidup mencapai perwujudan diri sendiri secara kooperatif.
e. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Timbul kebutuhan studi filsafat antropologi anak yang tertuju membahas khuluk atau hakikat anak (anak dilahirkan membawa dosa asal dari adam dan hawa di surga; anak dilahirkan sebagai tabula rasa atau tanpa pembawaan; anak dilahirkan baik; anak dilahirkan tidak berdaya tapi penuh potensi; dan sebagainya).
2) Mendorong lahir dan berkembangnya pedagogik atau ilmu mendidik yang memadukan aspek faktual dengan spek normatif, yang dipelopori oleh herbart (perpaduan antara aspek filosofis yang menentukan tujuan-tujuan pendidikan dengan aspek psikologis yang menentukan cara-cara atau metode-metode pendidikan).
DAFTAR PUSTAKA


Mudyahardjo, Redja, 2009, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta : Rajawali Pers.